Di
Bogor yang dikenal sebagai kota hujan, Stasiun Klimatologi Dramaga
Bogor mencatat petir sudah menyambar sebanyak 20.731 kali sejak awal
tahun 2012. Sejauh ini, jumlah tersebut merupakan yang tertinggi
dibandingkan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.
"Petir di Bogor termasuk tertinggi di Indonesia, apalagi pada musim
pancaroba ini perlu di waspadai intensitas petir akan lebih meningkat,"
kata Kepala Seksi Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor,
Hendri Antoro, di Bogor, Selasa (6/3/2012).
Hendri mengatakan, pada rata-rata per hari jumlah petir di Bogor
terjadi lebih dari 100 kali, seperti pada Sabtu (18/2/2012), sebanyak
174 kali bahkan bisa mencapai 1.000 seperti yang terjadi pada Senin
(27/2/2012) lalu. Tingginya intensitas petir awal tahun ini selain
disebabkan oleh cuaca ekstrem, juga karena kawasan Bogor merupakan
pertemuan petir.
Berdasarkan catatan dari data lightening detector, yaitu
alat pencatat petir di Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, pada periode
Januari hingga November 2011 terjadi 22.559 kali petir, angka tersebut
dibawah jumlah pada 2010 yakni sebanyak 22.709 kali petir.
Hendri menjelaskan, tingginya intensitas petir di Bogor karena
dipengaruhi topografi Bogor yang dikelilingi sejumlah gunung yang
memiliki ketinggian hingga ribuan kaki, seperti Gunung Halimun, Salak,
Pangrango, dan Pancar.
Banyaknya gunung tinggi di wilayah Bogor, ditambah kontur tanahnya
yang tinggi dan perbukitan menjadikan wilayah ini sebagai daerah titik
embun yang mempercepat terbentuknya awan konfektif atau awan hujan.
"Karena topografinya yang dikelilingi gunung sehingga Bogor sebagai
kawasan titik embun yang hujannya besar-besar begitu juga petirnya,"
katanya.
Menurut Hendri, selama musim pancaroba yang diperkirakan terjadi
Maret hingga Mei, akan diwarnai fenomena cuaca ekstrem seperti curah
hujan yang tinggi dengan periode singkat yang sering disertai angin
kencang dan petir, bahkan hujan es.
Fenomena cuaca ekstrem merupakan akibat dari dampak pemanasan yang
tidak merata yang mengakibatkan massa udara dingin dan panas akan
bersinggungan pada wilayah yang sempit dan menyebabkan turbulensi udara,
sehingga akan menimbulkan terjadinya awan-awan konfektif yang cukup
banyak dengan periode tumbuh cukup cepat seperti awan Cumulonimbus.
Hendri mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai ketika petir
terjadi untuk berlindung di tempat aman seperti rumah dan pos keamanan
yang ada di pinggir jalan.
"Jangan berlindung di bawah pohon atau di saung. Hindari lapangan
terbuka. Pastikan aliran antena televisi dan jaringan telepon di cabut
agar petir tidak menyambar sampai ke rumah," katanya mengimbau.
Ia menambahkan, tingginya jumlah petir di Bogor justru berdampak
positif karena menjadikan Bogor sebagai kawasan paling subur. Dalam
proses pembentukan hujan, di mana ada unsur NH2 bertemu dengan NH3 yang
menciptakan NH4. NH4 sangat dibutuhkan oleh tanah untuk melakukan proses
fotosintesis atau tumbuh berkembang biak.
0 komentar:
Post a Comment